Makna dan Hakikat Hidayah Allah

Hidayah adalah sebab utama keselamatan dan kebaikan hidup manusia di dunia dan akhirat. Sehingga barangsiapa yang dimudahkan oleh Allah Ta’ala untuk meraihnya, maka sungguh dia telah meraih keberuntungan yang besar dan tidak akan ada seorangpun yang mampu mencelakakannya.

 

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman :

“ Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk (dalam semua kebaikan dunia dan akhirat); dan baangsiapa yang disesatkan Allah, maka merekalah orang-orang yang merugi (dunia dan akhirat)” QS. Al-A’raaf : 178

 

Dalam ayat lain, Allah Ta’ala juga berfirman :

“ Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk (dalam semua kebaikan dunia dan akhirat); dan barangsiapa yang disesatkan-Nya, maka kamu tidak akan mendapat seorang penolongpun yang dapat memberi petunjuk kepadanya.” QS. Al-Kahf : 17.

 

Makna, Hakikat dan Macam-Macam Hidayah

Hidayah secara bahasa berarti ar-rasyaad (bimbingan) dan ad-dalaalah (dalil/petunjuk)

Adapun secara syar’i, maka Imam Ibnul Qayyim membagi hidayah yang dinisbatkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala menjadi 4 macam :

 

  1. Hidayah yang bersifat umum dan diberikan-Nya kepada semua makhluk, sebagaimana yang tersebut dalam firman-Nya :

“ Musa berkata : “ Rabb kami ( Allah Ta’ala ) ialah ( Rabb ) yang telah memberikan kepada setiap makhluk bentuk kejadiannya, kemudian memberinya petunjuk” ( QS. Thaahaa : 50 )

 

Inilah hidayah (petunjuk) yang Allah Subhanahu Wa Ta’ala berikan kepada semua makhluk dalam hal yang berhubungan dengan kelangsungan dan kemaslahatan hidup mereka dalam urusan-urusan dunia, seperti melakukan hal-hal yang bermanfaat dan menjauhi hal-hal yang membinasakan untuk kelangsungan hidup didunia.

 

  1. Hidayah (yang berupa) penjelasan dan keterangan tentang jalan yang baik dan jalan yang buruk, serta jalan keselamatan dan jalan kebinasaan. Hidayah ini tidak berarti melahirkan petunjuk Allah yang sempurna, karena ini hanya merupakan sebab atau syarat, tapi tidak mesti melahirkan ( hidayah Allah Ta’ala yang sempurna). Inilah makna firman Allah :

“ Adapun kaum Tsamud, mereka telah Kami beri petunjuk, tetapi mereka lebih menyukai kebutaan (kesesatan) daripada petunjuk” QS. Fushshilat : 17.

Artinya : Kami jelaskan dan tunjukkan kepada mereka (jalan kebenaran) tapi mereka tidak mau mengikuti petunjuk.

 

Hidayah inilah yang mampu dilakukan oleh manusia, yaitu dengan berdakwah dan menyeru manusia ke jalan Allah, serta menjelaskan kepada mereka jalan yang benar dan memperingatkan jalan yang salah, akan tetapi hidayah yang sempurna (yaitu taufik) hanya ada ditangan Allah Subhanahu Wa Ta’ala, meskipun tentu saja hidayah ini merupakan sebab besar untuk membuka hati manusia agar mau mengikuti petunjuk Allah Subhanahu Wa Ta’ala dengan taufik-Nya.

 

Allah Subhanahu Wa Ta’a berfirman tentang Rasul-Nya :

“ Sesungguhnya engkau ( wahai Rasulullah Shallallahu’Alaihi Wa Sallam ) benar-benar memberi petunjuk (penjelasan dan bimbingan) kepada jalan yang lurus” QS. Asy-Syuuraa : 52.

  1. Hidayah Taufik, ilham (dalam hati manusia untuk mengikuti jalan yang benar) dan kelapangan dada untuk menerima kebenaran serta memilihnya. Inilah hidayah (sempurna) yang mesti menjadikan orang yang meraihnya akan mengikuti petunjuk Allah Subhanahu Wa Ta’ala.Inilah yang disebutkan dalam firman-Nya :

“ Sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan memberi hidayah (taufik) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. “ QS. Faathir : 8.

Dan firman-Nya :

“ Jika engkau (wahai Muhammad Shallallahu’Alaihi Wa Sallam) sangat mengharapkan agar mereka mendapat petunjuk, maka sesungguhnya Allah tidak akan memberi petunjuk kepada orang yang disesatkan-Nya dan mereka tidak mempunyai penolong.” QS. An-Nahl : 37

Juga firman-Nya :

“ Sesungguhnya engkau (wahai Muhammad Shallallahu’Alaihi Wa Sallam) tidak dapat memberikan hidayah kepada orang yang engkau cintai, tetapi Allah memberikan petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, da Dia yang lebih mengetahui tentang orang-orang yang mau menerima petunjuk.” QS. Al-Qashash : 56.

 

Maka dalam ayat ini Allah menafikan hidayah ini (taufik) dari Rasulullah Shallallahu’Alaihi Wa Sallam dan menetapkan bagi beliau Shallallahu’Alaihi Wa Sallam hidayah dakwah ( bimbingan/ajakan kepada kebaikan) dan penjelasan dalam firman-Nya :

“ Sesungguhnya engkau ( wahai Rasulullah Shallalahu’Alaihi Wa Sallam ) benar-benar memberi petunjuk (penjelasan dan bimbingan) kepada jalan yang lurus” QS. Asy-Syuuraa : 52

 

  1. Puncak hidayah ini,yaitu hidayah kepada Surga dan Neraka ketika penghuninya digiring kepadanya.

 

Allah Ta’ala berfirman tentang ucapan penghuni Surga :

“ Segala puji bagi Allah yang telah memberi hidayah kami ke ( Surga ) ini, dan kami tidak akan mendapat hidayah ( ke Surga ) kalau sekiranya Allah tidak menunjukkan kami” QS. Al-A’raaf : 43.

 

Adapun tentang penghuni Neraka , Allah Subhanahu Wa Ta’ala :

“ Kumpulkanlah orang-orang yang zhalim beserta teman-teman yang bersama mereka dan apa yang dahulu mereka sembah selain Allah, lalu tunjukkanlah kepada mereka jalan ke Neraka” QS. Ash-Shaaffaat : 22-23.

 

Dari sisi lain, Imam Ibnu Rajab al-Hambali membagi hidayah menjadi dua, yaitu :

 

  1. Hidayah yang bersifat mujmal ( garis besar/global ), yaitu hidayah kepada agama Islam dan iman, yang ini dianugerahkan-Nya kepada setiap muslim.
  2. Hidayah bersifat rinci dan detail, yaitu hidayah untuk mengetahui perincian cabang-cabang iman dan islam, serta pertolongan-Nya untuk mengamalkan semua itu. Hidayah ini sangat dibutuhkan oleh setiap mukmin di siang dan malam.

 

Sumber : https://muslim.or.id/19131-makna-dan-hakikat-hidayah-allah.html