Kisah Nabi Adam Sang Khalifah Pertama

Allah SWT telah memberikan begitu banyak kenimatan kepada manusia selama di dunia. Salah satunya dengan diciptakannya tumbuhan, lautan, matahari, dll yang begitu banyak manfaatnya. Namun salah satu nikmat Allah yang begitu besar adalah dengan diciptakannya Sang Khalifah pertama. Sosok yang patut untuk dijadikan panutan hidup dan banyak memberikan pelajaran kepada manusia, ialah Nabi Adam AS.

Para malaikat mendapatkan pemberitahuan dari Allah SWT tentang penciptaan Nabi Adam AS. Maka tibalah kehendak Allah SWT untuk menciptakan sejenis makhluk lain yang akan tinggal dan mengisi bumi. Serta memelihara penciptaanNya, menikmati tumbuh-tumbuhannya, mengelola kekayaan yang terpendam di dalamnya dan berkembang biak waris-mewarisi sepanjang masa yang telah ditakdirkan untuknya. Sehingga dalam Al-Qur’an Allah SWT berfirman:

ARTINYA: “INGATLAH KETIKA TUHANMU BERFIRMAN KEPADA PARA MALAIKAT: “SESUNGGUHNYA AKU HENDAK MENJADIKAN SEORANG KHALIFAH DI MUKA BUMI”. MEREKA BERKATA: “MENGAPA ENGKAU HENDAK MENJADIKAN (KHALIFAH) DI BUMI ITU ORANG YANG AKAN MEMBUAT KERUSAKAN PADANYA DAN MENUMPAHKAN DARAH, PADAHAL KAMI SENANTIASA BERTASBIH DENGAN MEMUJI ENGKAU DAN MENSUCIKAN ENGKAU?” TUHAN BERFIRMAN: “SESUNGGUHNYA AKU MENGETAHUI APA YANG TIDAK KAMU KETAHUI” (QS. AL-BAQARAH: 30)

Pada ayat tersebut menunjukan bahwa kekuasan ilmu Allah SWT dan keterbatasan ilmu para malaikat. Dikarenakan mereka dapat berserah diri serta meyakini kebenaran kehendak Allah SWT. Kita tidak memba­yangkan adanya dialog antara Allah SWT dan para malaikat sebagai bentuk pengultusan terhadap Allah dan penghormatan terhadap para malaikat-Nya. Kita meyakini bahwa dialog terjadi dalam diri malaikat sendiri yang berkenaan dengan keinginan mereka untuk mengemban khilafah di muka bumi, kemudian Allah SWT memberitahu mereka bahwa tabiat mereka bukan disiapkan untuk hal tersebut.

1. Terciptanya Nabi Adam AS ke Muka Bumi

Nabi Adam AS tercipta saat Allah mengatakan di hadapan para malaikat mengenai penciptaannya. Menjadi khalifah sebagai leluhur manusia dan keturunannya yang akan memakmurkan dan mensejahterakan dunia. Para malaikat kian penasaran mengapa harus diciptakan Nabi Adam AS. Mereka khawatir diciptakannya makhluk yang lebih sempurna adalah karena kelalaian para malaikat.

Allah SWT menciptakan langsung Nabi Adam dan ruhnya pun langsung ditiupkan oleh-Nya. Nabi Adam AS dibekali oleh akal yang membuatnya bisa mempelajari, mengamati dan memahami berbagai macam. Dalam kisah Nabi Adam ini kita bisa mengetahui bahwa akal diberikan padanya dan keturunannya untuk menjalankan tugas sebagai khalifah di dunia. Kelebihan tersebut yang akhirnya membuat para malaikat mengakui keistimewaan yang diberikan pada Nabi Adam dari Sang Maha Pencipta.

Nabi Adam diciptakan dari tanah dan setelah mati maka Adam dan anak cucunya juga akan dikuburkan di tanah. Saat tubuh Nabi Adam sudah terbentuk secara sempurna dan ditiupkan ruh, maka para malaikat diminta untuk bersujud padanya. Para malaikat pun menuruti perintah Allah SWT tersebut, namun para setan yang dengan sombongnya menolak untuk melakukannya. Dikarenakan setan merasa jauh lebih mulia dengan terbuat dari api dibandingkan tanah seperti manusia salah satunya khalifah pertama.

2. Proses Penciptaan Hawa di Surga bersama Nabi Adam AS

Hari silih berganti membuat Nabi Adam merasa kesepian karena hidup seorang diri kemudian diciptakanlah Hawa untuk mendampinginya. Proses penciptaan Hawa tersebut diambil dari tulang rusuk sebelah kiri milik Nabi Adam yang diambil saat dia sedang terlelap tidur. Saat itu malaikat bertanya untuk apa Allah SWT menciptakan Hawa. Nabi Adam pun menjawab bahwa Hawa diciptakan untuk mendampingi, memberikan kebahagiaan dan segala kebutuhan hidupnya sesuai kehendak Allah.

Nabi Adam dan Hawa diberikan izin dari Allah untuk tinggal di surga yang serba hidup nikmat dan cukup apapun kebutuhannya. Tetapi ada salah satu hal pantangan yang harus diingat oleh keduanya yaitu tidak boleh mendekati pohon terlarang dan memakan buahnya. Setelah setan menolak dengan tidak ingin sujud, dia tidak lagi diijinkan untuk tinggal di surga. Adapun dikarenakan hal tersebut setan menjadi dendam dengan Nabi Adam dan menginginkannya keluar dari surga.

Segala berbagai macam cara untuk menjerumuskan Nabi Adam dan Hawa keluar dari surga, telah setan lakukan agar mereka mendekati pohon larangan. Begitu banyaknya rayuan serta tipu daya yang dilakukan setan akhirnya membuat mereka pun memakan buah dari pohon larangan tersebut. Selayaknya mereka merasakan akibatnya dengan terbukanya aurat Nabi Adam dan Hawa, karena malu mereka mencari daun untuk menutupi auratnya. Lantas dengan perasaan malu karena telah melanggar larangan yang telah Allah SWT berikan mereka menangis sambil memanjatkan doa dan ampunan.

3. Nabi Adam dan Hawa Ketika Diturunkan ke Muka Bumi

Nabi Adam dan Hawa memohon ampunan dan bertaubat atas dosanya telah melanggar perintah Allah dan akhirnya Allah SWT mengampuninya. Mereka pun menjadikan hal tersebut sebagai pelajaran yang amat berharga dan tidak boleh kembali melanggar perintah Allah SWT.  Mereka juga menyadari bahwa setan adalah musuh terbesar yang tidak lagi boleh dipercaya kembali apapun tipu dayanya. Namun karena hal tersebut Nabi Adam dan Hawa harus dipindahkan dari surga ke bumi dan mengemban tugas sebagai khalifah.

Setan selalu terus berusaha keras menyesatkan Nabi Adam dengan berbagai cara walaupun keinginannya membuat Nabi Adam dikeluarkan dari surga terealisasi. Ketika diturunkan ke bumi Nabi Adam diturunkan di Hindustan sedangkan Hawa di Jeddah, Saudi Arabia. Mereka terpisah dengan jarak yang begitu jauh dan bertemu kembali setelah sekian lama di Jabal Rahmah daerah Arafah. Maka pertemuan setelah perjuangan yang amat panjang menjadi hal yang sangat membahagiakan, sehingga mereka menjalani hidup bersama dengan amat bahagia.

4. Buah Hati Nabi Adam AS dan Hawa

Nabi Adam dan Hawa menjalani kehidupan berdua sebagai pasangan suami istri dan diberkahi keturunan. Hawa selalu melahirkan anak kembar laki-laki dan perempuan. Pada kelahiran pertama anak mereka bernama Qabil dan Iklima, kemudian kelahiran kedua yakni bernama Habil dan Labuda. Ketika anak Nabi Adam dan Hawa mulai beranjak dewasa, karakter merekapun berbeda-beda satu sama lain.

Qabil yang memiliki sifat yang kasar dan Habil memiliki sikap lebih santun. Iklima menjadi remaja yang cantik dan Labuda biasa-biasa saja saja. Anak-anaknya memiliki tugas masing-masing untuk membantu urusan rumah tangga dan pekerjaan. Seiring dengan semakin bertambahnya kedewasaan keempat anak Adam dan Hawa tersebut merekapun mulai memiliki ketertarikan dengan lawan jenis.

Allah SWT memberikan petunjuk bahwa anak mereka harus segera dinikahkan dengan aturan mereka tidak boleh dinikahkan dengan saudara kembarnya sendiri. Bahwa artinya Qabil akan menikahi Labuda dan Habil akan menikahi Iklima. Namun, setelah hal tersebut disampaikan Adam pada anak-anaknya dengan penegasan tidak boleh ada pihak yang menolak. Ternyata jawabannya diluar dugaan bahwa Qabil menolak dan menyatakan ingin menikahi Iklima yang merupakan kembarannya.

Pada saat keadaan perselisihan diantara anak lelakinya, maka Adam memberikan solusi kepada mereka. Bahwa Qabil dan Habil harus berkurban kemudian siapa yang kurbannya diterima maka dialah yang berhak menikahi Iklima. Nabi Adam berpikiran bahwa masalah jodoh ini akan lebih baik jika tawakkal dan berserah diri kepada Allah SWT.

Seiring berjalannya usaha mereka, maka Habil yang qurbannya diterima dan berhak menikahi Iklima, namun Qabil tidak dapat menerimanya. Setan melakukan berbagai cara untuk menilbulkan rasa iri dan dengki pada Qabil. Setan pun menjelma dan memberi contoh di hadapan Qabil untuk membunuh Habil dengan cara memukul kepala burung menggunakan batu.

Qabil menunggu saat yang tepat untuk menghantamkan batu besar ke kepala Habil dan sesaat kemudian Habil pun meninggal. Qabil pun belajar dari burung gagak bagaimana caranya menguburkan mayat Habil di dalam tanah. Dalam kisah tersebut menjadi pelajaran besar bagi Nabi Adam untuk mengajari kebaikan kepada anak-anaknya dan menjauhi perbuatan buruk.

Berikut kisah empat roda kehidupan sang Khalifah Pertama yang memberikan banyak pelajaran hidup. Setan adalah musuh terbesar manusia, sebagai umat muslim alangkah baiknya kita selalu memohon perlindungan kepada Allah dari godaan setan. Nabi Adam selalu dan terus berdakwah pada anak dan cucunya untuk mengikuti ajaran Allah SWT. Beliau wafat di usia 1000 tahun setelah mengalami sakit selama 11 hari, setahun kemudian Hawa juga wafat menyusul suaminya.

Jadilah muslim yang produktif dengan meneladani serta mengimplementasikan kisah sang Khalifah pertama yaitu Nabi Adam AS. Dengan selalu mengikuti perintah Allah SWT dan menguatkan fondasi iman dan takwa sehingga setan tidak akan mengusik kita. Tetap selalu semangat berdakwah dengan menebar kebaikan dan bermanfaat untuk orang sekitar  serta anak cucu di kemudian hari. (Glenzi Fizulmi)

 

 

Sumber : https://zakat.or.id/kisah-nabi-adam/