Keutamaan Sholat Sunnah Rawatib

Keutamaan Sholat Sunnah Rawatib

 

Sesungguhnya diantara rahmat Allah atas seluruh hambanya ialah disyariatkannya At-tathowwu’ atau ibadah tambahan (ibadah sunnah). Dijadikan ibadah wajib selalu diiringi at-tathowwu’ karena berguna untuk melengkapi bila terdapat kekurangan saat melaksanakan ibadah wajib. At-tathowwu’ paling utama dalam sholat adalah sholat sunnah rawatib.

Junjungan teladan kita Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pun senantiasa mengerjakan sholat rawatib dan tak pernah sekali pun meninggalkannya bila dalam kondisi mukim (tak bepergian jauh). Karena besarnya keutamaan ibadah ini, berikut sedikit ulasan seputar sholat rawatib.

 

Keutamaan Sholat Sunnah Rawatib

Berdasarkan hadits shahih riwayat Muslim 728 dari jalur periwayatan Ummu Habibah radiyallahu ‘anha yang menyampaikan keutamaan sholat rawatib. Ummu Habibah pernah mendengar Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda, “Barangsiapa yang sholat dua belas rakaat pada siang dan malam, maka akan dibangunkan baginya rumah di surga“. Ummu Habibah menyampaikan bahwa dia tak pernah meninggalkan sholat rawatib sejak mendengar tentang hadits tersebut.

Dalam dalil hadits lainnya riwayat Muslim 725 dari jalur periwayatan Aisyah radhiyallahu ‘anha yang menyampaikan perihal sholat sunnah rawatib qobliyah (sebelum) shubuh bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Dua rakaat sebelum shubuh lebih baik dari dunia dan seisinya“.

Sholat rawatib sebelum shubuh menjadi paling utama diantara sholat rawatib lainnya sebab Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tak pernah sekali pun meninggalkannya walaupun sedang dalam safar, terlebih lagi bila mukim (tak berpegian).

Berdasarkan hadits shahih riwayat Ibnu Majah 1160, Ahmad 6/325, At Tarmidzi 428, An Nasa’i 1814, Abu Dawud 1269 dari jalur periwayatan Ummu Habibah radhiyallahu ‘anha meriwayatkan sabda Rasul mengenai keutamaan sholat rawatib dzuhur. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda : “Barangsiapa yang menjaga (sholat) empat rakaat sebelum dzuhur dan empat rakaat sesudahnya, Allah haramkan baginya api neraka“.

Jumlah Raka’at Sholat Sunnah Rawatib

Sebuah hadits shahih mengenai jumlah raka’at sholat rawatib dari jalur periwayatan Ummu Habibah telah menjelaskan jumlah raka’at sholat rawatib adalah 12 rakaat. Sedangkan mengenai penjelasan 12 rakaat rawatib, telah disabdakan dalam hadits riwayat At Tirmidzi dan An Nasa’i dari jalur periwayatan istri Nabi yakni Aisyah radiyallahu ‘anha bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda, “Barangsiapa yang tidak meninggalkan dua belas (12) rakaat pada sholat sunnah rawatib, maka Allah akan bangunkan baginya rumah di surga, (yaitu): empat rakaat sebelum dzuhur, dan dua rakaat sesudahnya, dan dua rakaat sesudah maghrib, dan dua rakaat sesudah ‘isya, dan dua rakaat sebelum subuh.

Seputar Tuntunan Melaksanakan Sholat Sunnah Rawatib

Terdapat surah yang bacaannya dianjurkan ketika melaksanakan sholat rawatib sebelum (qobliyah) subuh yakni surah Al Kaafirun dan surah Al Ikhlas. Hal tersebut berdasarkan hadits shahih riwayat Muslim no 726. Sedangkan dari jalur periwayatan Sa’id bin Yasar dikabarkan sebuah hadits dari Ibnu Abbas yang mengkhabarkan kepada Sa’id bahwa “Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pada sholat sunnah sebelum subuh dirakaat pertamanya membaca: (قولوا آمنا بالله وما أنزل إلينا) (QS. Al-Baqarah: 136), dan dirakaat keduanya membaca: (آمنا بالله واشهد بأنا مسلمون) (QS. Ali Imron: 52).”

Sedangkan surah yang dianjurkan dibaca saat sholat rawatib setelah (Ba’diyah) maghrib juga surah Al Kaafirun dan surah Al Ikhlas, sebagaimana yang disampaikan dalam sebuah hadits hasan shahih dari jalur periwayatan Ibnu Mas’ud radiyallahu ‘anha yang berkata bahwa ia sering mendengarkan Rasulullah membaca (قل يا أيها الكافرون) dan (قل هو الله أحد). (HR. At Tarmidzi 431, Ibnu Majah 1166)

Lalu apakah dalam sholat Ashar juga terdapat sholat sunnah rawatib? As-Syaikh Muammad bin Utsaimin rahimahullah menjelaskan dalam kitab Majmu’ Fatawa As-Syaikh Al-Utsaimin 14/343 bahwa, “Tidak ada sunnah rawatib sebelum dan sesudah sholat ashar, namun disunnahkan sholat mutlak sebelum sholat ashar”.

Dimanakah tempat yang disunnahkan saat mengerjakan sholat sunnah rawatib? Berdasarkan hadits shahih riwayat Bukhari 1187 dan Muslim 777 dari jalur periwayatan Ibnu Umar radiyallahu ‘anhuma bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda : “Lakukanlah di rumah-rumah kalian dari sholat-sholat dan jangan jadikan rumah kalian bagai kuburan“.

As-Syaikh Muhammad bin Utsaimin rahimahullah menjelaskan bahwa sudah seyogyanya setiap muslim mengerjakan sholat sunnah rawatib di rumahnya (Syarh Riyadhus Sholihin, 3/295).Sedangkan mengenai waktu pelaksanaan sholat rawatib, Ibnu Qudamah menjelaskan dalam kitab Al-Mughni 2/544 bahwa : “Setiap sunnah rawatib qobliyah maka waktunya dimulai dari masuknya waktu sholat fardhu hingga sholat fardhu dikerjakan, dan sholat rawatib ba’diyah maka waktunya dimulai dari selesainya sholat fardhu hingga berakhirnya waktu sholat fardhu tersebut “.


 Baca Juga: Keutamaan Shalat Tahajud