Kebohongan Yang di Perbolehkan Dalam Islam

Kebohongan Yang Dibolehkan Dalam Islam

            Berbohong haram hukumnya dalam Islam. Sebab berbohong atau berkata dusta termasuk salah satu ciri manusia munafik yang sangat dibenci ALLAH SWT. Dan sifat munafik akan menempatkan seorang manusia ke dalam golongan yang tarafnya lebih rendah dari manusia biasa lainnya. Dalam sebuah kita Sahih Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW bersabda,

“Tanda-tanda orang munafik ada tiga: jika berbicara dia berdusta, jika berjanji dia mengingkari, dan jika diberi amanh dia berkhianat. (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Berbohong adalah kebiasaan buruk yang sengaja atau tidak sengaja dilakukan oleh banyak orang. Namun Nabi SAW menyatakan bahwa berbohong bukanlah sifat seorang mukmin, seorang mukmin bisa saja bersifat bakhil dan penakut namun tidak mungkin dia berbohong karena tahu Islam melarangnya dan hukumnya haram.

Mengapa Berbohong Itu Haram?

            Jika ada seorang teman yang berbohong dan kita mengetahuinya, apa yang kita rasakan? Dan bagaimana pandangan kita setelahnya? Kita pasti akan merasa tidak nyaman berda di dekatnya dan menganggapnya sebagai orang yang tidak bisa dipercaya, apalagi jika dia sering melakukan kebohongan itu. Kita tidak akan percaya lagi padanya sekalipun dia sedang berbicara benar. Berbohong seringkali merugikan orang lain yang dibohongi, namun sebenarnya efek buruk dari sebuah kebohongan lebih banyak dirasakan oleh orang yang melakukan berbohong.

Sebutan pembohong dan rasa tidak dipercaya akan tertuju padanya bahkan bisa sampai dikucilkan di lingkungannya. Berbohong itu haram sebagaimana penjelasan yang terdapat dalam Al Quran surat An Nahl ayat 105: “Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan hanyalah orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah pembohong.” (QS. An Nahl :105)

Kapankah Bohong Dibolehkan?

            Hukum Islam memang menyatakan haram untuk berbohong, namun ada saat kondisi tertentu dimana berbohong itu boleh dilakukan yaitu disaat terpaksa dan dalam situasi darurat. Keadaan terpaksa  yang dimaksud disini adalah keadaan dimana aseseorang tidak mampu menghindari dirinya dari kebohongan sebab ditakutkan terjadi sesuatu yang menimpa kehidupannya atau keluarganya yang berarti kebohongan itu dilakukan dalam keadaan terdesak, seperti yang dicontohkan dalam Al Quran surat An Nahl ayat 106 yang berbunyi,

“Barangsiapa kafir kepada Allah setelah dia beriman (dia mendapat kemurkaan ALLAH), kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam beriman (dia tidak berdosa), tetapi orang yang melapangkandadanya untuk kekafiran, maka kemurkaan Allah  SWT menimpanya dan mereka akan mendapatazab yang besar. (QS. An Nahl:106)

Namun, pikirkanlah dahulu sebelum berbohong apakah itu termasuk dalam situasi terpaksa atau tidak, agar kita tidak salah dalam berucap dan berkata-kata

3 Perkara Yang Membolehkan Berbohong

            Bersifat jujur merupakan kewajiban bagi seorang muslim. Namun dalam situasi tertentu bohong dibolehkan atau ditolerir sebab dinilai akan membawa situasi menjadi lebih baik. 3 perkara yang membolehkan seorang muslim itu berbohong seperti yang diriwayatkan oleh Imam Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin, Nabi bersabda,

”Rasulullah tidak mentolerir suatu kebohongan kecuali dalam 3 perkara: (a) untuk kebaikan, (b) dala keadaan perang, (c) suami membohongi istri dan istri membohongi suami (demi menyenangakan hatinya). 

Berdasarkan hadist Nabi tersebut dapat disimpulkan bahwa Islam masih membolehkan umatnya untuk berbohong jika mereka berada dalam situasi:

  1. Berbohong Untuk Kebaikan

Berbohong untuk kebaikan biasanya dilakukan untuk mendamaikan dua orang yang sedang bertikai. Kebohongan ini biasanya dengan melebih-lebihkan kebaikan keduanya agar mereka tersadar dan bersedia untuk saling memaafkan dan berdamai.

  1. Kebohongan Dalam Perang

Banyak sekali kebohongan yang terjadi di dalam perang. Kebohongan dalam perang itu misalkan saat sedang mengatur siasat perang. Kebohongan ini diperlukan untuk membuat mengecoh musuh dan membuat mereka gentar dan ketakutan.

  1. Kebohongan Antara Suami Istri

Kebohongan antar suami istri yang dimaksud disini bukanlah kebohongan yang dilakukan untuk menyembunyikan kesalahan atau keburukan salah satu pasangannya, namun justru kebohongan yang dilakukan dengan tujuan untuk menyenangkan hati pasangannya. Misalkan saja seorang suami yang memuji masakan istrinya dan mengatakan enak walau sebenarnya tidak enak semata-mata demi menghargai jerih payah istrinya yang telah memasakkan masakan itu untuknya..

Ketigah perkara di atas janganlah menjadi alasan penyebab utama seseorang dalam melakukan kebohongan. Sebab Islam selamanya melarang umatnya untuk berbohong karena berbohong hukumnya haram. Jikapun terpaksa melakukannya haruslah dalam keadaan yang memenuhi syarat 3 perkara yang membolehkan seseorang itu untuk berbohong, namun tentu saja harus tetap dalam batas tertentu dan tidak boleh berlebihan.